
Jakarta (Antara) – PT TeIkom Indonesia (Persero) berencana menjalin kemitraan strategis dengan pelaku bisnis internasional untuk memonetisasi pusat datanya pada tahun 2024.
Menurut VP Investor Relations Telkom Achad Faisal, implementasi rencana kerja sama tersebut dinilai lebih tepat dibandingkan monetisasi data center. Penawaran umum perdana (IPO)
“IPO itu prosesnya panjang, dan dari sisi bisnis, 75 persen perusahaan yang akan IPO kali ini tidak bagus, jadi itu bukan pilihan kami,” kata Akmad di Jakarta, Senin (25/1). /3) malam.
“Selain itu, terdapat risiko dari ekonomi makro global seperti kenaikan suku bunga pada tahun 2024, jadi kami memutuskan untuk memilih model tersebut.” Mitra strategis Untuk menghasilkan pendapatan Pusat Data Kami,” katanya.
Baca juga: Telkomsel dan Telkom memperkenalkan solusi digital korporasi dan industri
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi digital mendorong investasi pusat data
Meski belum memutuskan mitra strategis yang akan digandengnya, Achad mengatakan, PT Telkom ingin perusahaan mitra ke depan setidaknya memiliki standar pelaku bisnis data center internasional.
Sebagai referensi, ia menyebut dua perusahaan data center internasional yakni Keppel dan Equinix yang memiliki pelanggan data center di Eropa dan Asia Tenggara.
Dalam upaya mengefektifkan implementasi rencana monetisasi pusat data telekomunikasi, kapasitas pusat data sebesar 42 megawatt (MW) setidaknya akan sama dengan kapasitas pusat data tetangga Cingtel sebesar 55 MW.
Badan usaha milik negara itu juga menunjuk konsultan bisnis untuk melaksanakan rencana monetisasi pusat datanya.
Karena kami menginginkannya Cerdas Saya melihatnya, kami mengambilnya Konsultan bisnis B Pusat Data Kami ada dan kami membutuhkannya Penasihat keuangan Tapi masih mencari. Semoga Itu bisa ditemukan dengan cepat, lalu kita bisa melanjutkan pencariannya Mitra strategis Ini,” kata Achamad.
Baca juga: Telkom Indonesia memperkirakan trafik telekomunikasi akan meningkat sebesar 10 persen
Baca juga: Menkominfo mendorong industri data center Indonesia melakukan internasionalisasi.
Koresponden: Livia Christiani
Diedit oleh: Mariamti
Hak Cipta © ANTARA 2024