Pelajari tentang manfaat dan tantangan kecerdasan buatan-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


Jakarta (Antara) – Menurut Wakil Ketua Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Karawang Nurlana Sanjaya, teknologi Artificial Intelligence (AI) memberikan berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai dari menciptakan efisiensi, meningkatkan kualitas pelayanan, mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan daya saing.

“AI dapat diterapkan di banyak bidang, antara lain pendidikan, e-commerce, kesehatan, pertanian, dan layanan pelanggan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Di Sulawesi Selatan, pada Rabu (20/3) yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan webinar bertajuk “Risiko dan Peluang Tren Penggunaan Teknologi AI”.

Baca juga: Menkominfo: Ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas administrasi.

Baca juga: Menkominfo: Perusahaan telekomunikasi harus mendaftarkan AI secara etis

Nurlana mengatakan, teknologi AI merupakan kecerdasan buatan yang ditambahkan ke dalam suatu sistem yang dapat dikendalikan dalam konteks ilmiah.

Secara teknis, kecerdasan buatan merupakan model statistik yang digunakan untuk mengambil keputusan dengan merangkum perilaku suatu objek berdasarkan data yang dikumpulkan pada berbagai perangkat elektronik.

Nurlana menambahkan, teknologi AI tidak mengancam lapangan kerja manusia. Bahkan, menurutnya AI dapat membantu pekerjaan manusia dengan memberikan hasil yang lebih baik.

“AI adalah teknologi global dan semua pihak harus bekerja sama agar AI dapat digunakan untuk kepentingan seluruh umat manusia,” ujarnya.

Gary Sugiran, CEO Ruhai Creative Studio, mencatat bahwa ancaman keamanan digital yang didukung AI bahkan lebih berbahaya saat ini.

Dia memberikan contoh taktik palsu dalam penipuan online serta malware dan phishing yang disempurnakan dengan AI. Namun, ada peluang untuk meningkatkan keamanan digital dengan menggunakan teknologi AI.

“Pemanfaatan teknologi AI untuk mengatasi ancaman digital dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah serangan siber. Selain itu, pengembangan sistem adaptif dan responsif dengan AI juga dapat terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sementara itu, manajer program Common Room Networks Foundation Resa Ria menambahkan masih banyak tantangan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI di Indonesia.

Akar dari berbagai tantangan tersebut adalah masalah infrastruktur.

Menurutnya, masih terdapat kesenjangan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia, terutama di pedesaan, sehingga dapat membatasi akses terhadap teknologi AI. Koneksi internet yang lambat dan tidak stabil bisa menjadi kendala.

“Pemahaman tentang AI dan teknologi terkait masih terbatas di kalangan masyarakat umum di Indonesia. Pendidikan dan kesadaran yang lebih baik tentang potensi dan implikasi AI diperlukan untuk mengurangi kesenjangan digital,” ujarnya.

Workshop Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI untuk meningkatkan kapasitas digital di Indonesia.

Baca juga: Kolaborasi adalah cara yang tepat untuk mengedukasi generasi muda tentang AI.

Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika memfasilitasi penggunaan AI berdasarkan pedoman negara maju.

Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mendorong peraturan umum tentang AI

Koresponden: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama