Tiga faktor penting menjadi kunci untuk menjaga keamanan siber.-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


Jakarta (Antara) – Direktur Cyber ​​Intelligence PT Spentera Royke Tobing mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, ada tiga hal penting untuk menjaga ketahanan keamanan siber di tengah meningkatnya kasus kejahatan siber.

“Ada tiga hal yang sangat penting: manusia, proses, dan teknologi,kata Roic dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Dari ketiga faktor penting tersebut, menurut Royk, penampilan oranglah yang paling menentukan dibandingkan aspek lainnya. Jika setiap orang, baik individu maupun kelompok, tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang keamanan siber, penggunaan teknologi, atau modus kejahatan siber, hal ini dapat menjadi kesenjangan pertama.

Baca juga: Menkominfo: Penerapan keamanan siber menciptakan peluang

Bahkan di negara maju seperti Amerika dengan proses dan teknologi yang baik, kejahatan dunia maya masih terjadi. untuk apa Itu karena ada celah. Rakyat– Miliknya. Saya diberitahu jangan membukanya. Lampiran dari SurelTapi itu masih terbuka dan masuk ke dalam perangkat lunak perusak Dan berbagai serangan,” kata Royk.

Meningkatkan kesadaran terhadap keamanan siber setiap individu dapat membantu menjaga ketahanan keamanan siber suatu sistem.

Setelah membangun basis sumber daya manusia yang fundamental untuk menjamin ketahanan keamanan siber, proses selanjutnya yang harus dipertimbangkan sangatlah penting karena menentukan peran setiap orang dalam menjaga keamanan siber.

Dalam situasi yang sedang berlangsung, perusahaan mengembangkan rencana untuk memastikan bahwa sistem keamanan sibernya aman dan untuk memitigasi segala kerentanan dalam sistem.

Ini adalah salah satu langkah yang dapat diambil ketika mengambil faktor ini Tes masuk (uji ketahanan) pada sistem keamanan siber yang digunakan.

Di sektor perbankan Indonesia, pengujian penetrasi merupakan bagian dari proses yang perlu dipertimbangkan. Ketentuan untuk memastikan sistem yang aman bagi perusahaan perbankan telah diperkuat melalui Surat Edaran Keuangan (SE) No. 29/SEOJK.03/2022 tentang ketahanan siber dan keamanan bank umum.

Terakhir, perlu adanya perhatian khusus terhadap permasalahan teknologi untuk menjaga ketahanan sistem keamanan siber. Pastikan teknologi yang digunakan pada sistem adalah versi terbaru, misalnya pada laptop atau perangkat lainnya Komputer pribadi (PC)

Pengembang terus memperbarui produk mereka untuk mengatasi kerentanan yang dapat meningkat seiring bertambahnya pengguna, sehingga tidak perlu menggunakan teknologi versi terbaru.

“(Ketiga faktor itu) harus diperhatikan semuanya secara berurutan. Jangan ditiru, beli dulu alatnya baru dipikirkan prosesnya dan orangnya. Kalau tidak dilakukan secara berurutan, nanti jadi masalah,” kata Roy.

Baca juga: Keamanan informasi Jerman mengakui negaranya belum siap melawan ancaman dunia maya

Baca juga: Ahli: Peran BSSN di tim keamanan siber KPU perlu ditingkatkan

Baca juga: Bandung dan Semarang menjadi lima besar ancaman siber bagi Indonesia

Koresponden: Livia Christiani
Editor : Natisha Andarninias
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama