
Jakarta (Antara) – bulan purnama atau bulan purnama (Bulan purnama) merupakan salah satu fenomena alam yang paling dikenal dan dinantikan banyak orang.
Saat bulan purnama, bulan tampak sangat terang dan bulat di langit malam, pemandangan yang spektakuler dan sering menjadi topik perbincangan. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang yang tertarik dengan astronomi dan ingin menikmati keindahan alam.
Bulan purnama juga dikaitkan dengan berbagai tradisi budaya, seperti peringatan hari suci bulan purnama bagi umat Hindu. Pada hari ini, umat Hindu melaksanakan doa seperti yadnya, meminta Sang Hing Chandra untuk menyucikan diri.
Baca Juga: Bulan purnama saat Festival Pertengahan Musim Gugur di Timur Tengah
Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena tersebut dan kapan bulan purnama terjadi? Berikut penjelasannya.
Proses bulan purnama
Bulan purnama terjadi ketika bulan mencapai orbitnya dimana bulan sejajar langsung dengan matahari, dengan Bumi berada di antaranya. Pada posisi ini, sisi bulan yang menghadap bumi diterangi seluruhnya oleh sinar matahari, sehingga tampak cerah dan bulat.
Peristiwa ini merupakan bagian dari siklus bulan yang berlangsung kurang lebih 29,5 hari. Dalam siklus ini, bulan melewati beberapa fase, antara lain bulan baru, bulan setengah, kuartal pertama, dan bulan baru. Gibos yang bergetarSebelum akhirnya mencapai fase bulan purnama.
Baca Juga: Super Moon terakhir tahun 2024 akan terlihat di langit Indonesia besok
Kapan bulan purnama terjadi?
Bulan purnama terjadi satu kali dalam setiap siklus bulan, yaitu rata-rata 29,5 hari. Pada periode ini, bulan purnama umumnya diperkirakan muncul sekitar hari ke-14 atau ke-15 lunar.
Terkadang, terdapat dua fase bulan purnama dalam satu fase bulan purnama dalam satu bulan kalender, fenomena ini dikenal dengan istilah “bulan biru”. Peristiwa ini sangat jarang terjadi, rata-rata hanya terjadi sekali setiap 33 bulan, atau dalam beberapa tahun dengan dua bulan biru.
Meskipun siklus bulan kurang lebih 29,5 hari, fase bulan purnama terjadi setiap bulan, namun tidak selalu pada hari yang sama. Bulan purnama yang terbenam pada hari tertentu bervariasi dari bulan ke bulan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kapan bulan purnama berikutnya akan terjadi, kita memerlukan kalender astronomi yang menunjukkan tanggal dan waktu pastinya.
Baca Juga: Itu sebabnya fenomena “supermoon” bisa mempengaruhi kondisi tidur
Baca Juga: BMKG: Air pasang lebih dari dua meter di perairan selatan NTB
Koresponden: Sean Angiateda Citores
Redaktur: Surianto
Hak Cipta © ANTARA 2024