Teliti Kerak Bumi Lebih Dalam, NASA Pakai Teknologi Radar di Satelit | dicemotion.com


DiceMotion.com.com – Dikutip dari JawaPos.com pada halaman Teknologi,Para ilmuwan menggunakan alat antariksa bagi mempelajari perubahan lingkungan dengan resolusi sangat tinggi. Alat ini diharapkan bisa menolong para peneliti dalam proses penelitian terkait Bumi.

Belum lama ini, Laboratorium Propulsi Jet NASA menjelaskan melalui sesi Hak bertanya jawab untuk membahas NISAR (NASA-ISRO SAR), satelit pemetaan Bumi yang dibangun bersama Berhubungan dengan Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.

Direncanakan untuk beroperasi selama tiga tahun, satelit tersebut mencakup teknologi terobosan yang dapat membantu memahami Bumi bagi mengatasi bencana alam.

NISAR adalah satelit pencitraan radar pertama yang menggunakan frekuensi Bermakna ganda (pita gelombang mikro L dan S). Ini akan membuatnya secara sistematis memetakan kerak bumi pada tingkat detail yang luar kebiasaan. Teknologi ini bahkan diklaim dapat mendeteksi perubahan di Rongga di bawah rumah 1 cm (0,4 inci).

NISAR mengamati bumi secara detail, bahkan nuansa halus dari gempa bumi, tsunami, dan bencana lainnya. Ini juga akan membantu memantau proses jangka panjang, termasuk evolusi kerak bumi, gangguan ekosistem, dan runtuhnya lapisan es.

Akses ke data juga akan memainkan peran utama. NISAR menawarkan cakupan seluruh dunia setiap 12 hari, membuat citra berbasis waktu menjadi Berlebihan praktis.

Tim misi berharap agar data tersedia untuk umum dalam satu hingga dua hari dan menmemperoleh mengirimkan data tersebut dalam beberapa jam dalam keadaan darurat. Siapa pun yang ingin mengurai informasi dapat memanfaatkannya.

Harganya diperkirakan USD 1,5 miliar atau berkisar Rp 22,6 triliun. Dengan nilai tersebut, NISAR disebut menjadi satelit pencitraan Bumi termahal hingga saat ini. Namun, investasi itu mungkin bermanfaat.

Data satelit dapat membantu pemerintah provinsi bereaksi dan bersiap menghadapi bencana alam, serta meningkatkan pemahaman Kemanusiaan tentang perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan pangan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama